Ketegasan dalam Memberi Uang Makan

oleh pada Rabu, 13 Juli 2011
Ketegasan dalam Memberi Uang Makan Bandung — Dulu ketika saya masih ikut paman berjualan di pinggir jalan saya selalu mendapatkan penawaran dari beliau jika ada penjual makanan keliling mampir di sekitaran lapak kami.Masih saya ingat benar,beliau sering berujar"Kamu lapar,mau makan tidak?"kata paman saya.Dan setiap penawarannya selalu jawab "iya".hehehe....Kebiasaan ini berlanjut setiap harinya.


gambar by moebarak.wordpress.com
Sampai akhirnya ketika saya mandiri berjualan sendiri,saya melakukan hal sama kepada karyawan saya.Lama kelamaan ada hal janggal kalau saya pikir dalam-dalam.Terlebih mengenai detail uang pengeluaran selama jualan.Jujur saya kesulitan membuat catatan arus kas masuk dan arus kas keluar karena setiap pengeluaran tidak jelas berapa besarnya.Maklum,karena penjual makanan keliling yang mampir di sekitaran lapak kami berganti-ganti.Kadang dia saya tawari makan somay yang harganya Rp 4000 seporsi,kadang makan tahu tek dengan harga 3500 seporsi,bahkan biasa kalau pas malam,saya tawari makan nasi goreng yang harganya Rp 7500.

Karena besar kecilnya biaya makan untuk karyawan saya setiap harinya lambat laun berpengaruh juga pada besar kecilnya pendapatan.Meski pada umumnya penjual kaki lima tidak ada pencatatan detail mengenai arus kas masuk dan arus kas keluar saya yakin pengaruh itu ada tanpa kita sadari.

Well,mari kita belajar berwirausaha yang baik,dengan mulai menentukan besarnya uang makan karyawan kita.Jika kita menentukan uang makan seharinya Rp 7500,maka kita berikan saja tanpa lagi menawarkan setiap penjual makanan lewat di sekitaran lapak kita.Hal ini agar kita lebih tahu detail arus kas masuk dan arus kas keluar jualan kita.

Tidak hanya terjadi pada penjual kaki lima seperti saya yang memiliki karyawan,Anda pun yang memiliki usaha rumahan bisa memberlakukan uang makan kepada karyawan Anda,sobat wirausahawan...

Salam Wirausaha

Terkait